Senin, 30 Januari 2012

SELAMAT!!!!!

 Berita bahagia sepertinya terus menghampiri Keluarga Besar Satker PSDKP NATUNA. Kali ini dua berita bahagia datang dari Saka Ramadhani dan Jefrizal. Dua Pegawai Satker ini seakan membuat janji tak tertulis untuk naik 'jabatan' bersama-sama. Saka Menjabat seorang Ayah dan Jefrizal mempunyai jabatan baru menjadi imam (baca:suami) dari Mardiana.

Kabar kelahiran bayi pertama Saka diketahui melalui sms (short message service) yang dia kirim. Dalam pesan singkatnya Pria 20 tahun itu menjelaskan bayi perempuannya telah lahir dengan selamat pada 29 Januari 2012 pukul 04.30 wib. Bayi seberat 3,6 kg itu terlahir normal di Kampung halaman ayahnya, Pontianak. Jadi, foto bayi belum bisa diupload dah.

 Mengenai Jefrizal, anak dari Munzidar ini melangsungkan akad nikah Tanggal 28 Januari 2012 sekitar pukul 7.30. Selanjutnya resepsi pernikahan dilaksanakn keesokan harinya (29 januari 2012). Foto diatas menunjukkan berturut-turut pasangan pengantin, orang tua Mardiana dan orang tua Jefrizal. Dan foto dibawah ini adalah para pendamping, atau disebut pagar betis..eh maksudnya pagar Ayu (sebutan jawa).

Para pendamping ini merupakan pegawai Satker PSDKP Natuna yang khusus didatangkan dari Pontianak (emang pada asli Pontianak :p). sebelah kiri Suroso, selanjutnya Riduan dan Tedy. Mereka mendampingi Pengantin Pria sejakberangkat dari Desa Karang Labak hingga menuju Desa Pengantin Wanita, Desa Sabang Mawang.

Sedangkan Kepala Satker PSKDP beserta Staf dan istrinya datang sesuai undangan. 29 Januari 2012 pukul 10.30.
diakhir tulisan ini kami ucapkan
Kepada Jefrizal  "Semoga menjadi Keluarga yang Barokah menuju Sakinah, Mawaddah, Warohmah"
dan untuk Saka Ramadhani "Selamat menjadi ayah, semoga bayinya kelak menjadi anak yang Saleha"


Amieeennn!!!!!!!

Selasa, 17 Januari 2012

BELAH DUREN

Selama ini masyarakat hanya mengenal Natuna dari kekayaan lautnya saja, padahal, Kabupaten penghasil miyak ini juga memiliki kekayaan darat yang melimpah, salah satunya adalah Buah Durian. Buah  berkulit duri ini bisa ditemukan disetiap Pulau-pulau kecil Natuna.  Menurut para pencintanya, Duren (baca:Durian) Natuna lebih berasa manis dan lezat, khususnya Duren Jatuh. Sebaliknya, duren yang langsung dipetik dari pohonnya akan ada rasa pahit dimulut.
Sebagai salah satu penghuni Kabupaten Natuna, khususnya Pulau Kumbik, Pegawai SATKER PSDKP NATUNA tentunya tak mau kelewatan dengan rasa khas buah yang menjadi judul lagu Julia Peres dalam salah satu singlenya.
"hmmmmm......," cuma itu yang dapat kami lukiskan mengenai kelezatan buah ini. Berkumpul di bagian belakang kantor, para pegawai menikmati buah duren bersama. Tentu saja ditemani angin spoi-spoi khas tepi laut.
 
sambil menikmati indahnya laut, duren Pulau Kumbik terasa lebih amboy. Panasnya udara terasa lepas oleh tawa semua saat berpose adu keren didepan lensa kamera. kembali kehidupan HIPEGIFO menemani kami.  Salam Buah duren...weuuwwww...mantap euy..

Jumat, 13 Januari 2012

VMS (Pemantauan Kapal)


Pada dasarnya setiap Sumberdaya yang ada di Bumi perlu dikelola, sekalipun itu merupakan Common Properties (milik bersama). Pengelolaan ini biasanya ditujukan untuk sumberdaya yang dibutuhkan semua orang namun memiliki daya pemulihan yang lama. Dengan adanya pengelolaan diharapkan sumberdaya ini dapat dimanfaatkan terus-menerus untuk kemakmuran rakyat.
Sebagai contoh sumberdaya yang tak perlu pengelolaan adalah energi matahari dan angin. Walaupun tidak  dikelola/dieksploitasi secara besar-besaran, energi ini takkan pernah habis. Beda halnya dengan Sumberdaya Ikan (SDI), walaupun sumberdaya ini memiliki kemampuan ‘memperbaiki diri’, namun jika terlalu dieksploitasi bisa menurunkan kemampuan ‘perbaikannya’.
Sadar akan hal ini, berbagai cara mulai dikembangkan manusia agar SDI tetap terjaga kelestariannya. Salah satunya adalah pengawasan dalam bidang perikanan. Dimana pengawasan sendiri terdiri dari Monitoring, Controlling, dan survellence (MCS). Dimulai dari mengumpulkan data tentang sumberdaya dan pemanfaatannya, berlanjut dengan terciptanya kebijakan batasan-batasan pengelolaan (terciptanya peraturan) kemudian menjamin terlaksananya peraturan yang telah dibuat atau disepakati.
Pengumpulan data bisa dilakukan mulai dari pencatatan jumlah hasil tangkapan di tempat-tempat pendaratan ikan hingga menggunakan bantuan Satelit. Salah satu pengaplikasiannya adalah VMS. Dengan adanya VMS ini diharapkan mampu menganalisa tempat-tempat potensi ikan dan melakukan perkiraan stock ikan dikawasan tersebut.

Lebih jelasnya, VESSEL MONITORING SYSTEM (VMS) atau sistem pemantauan kapal perikanan merupakan salah satu bentuk sistem pemantauan untuk mendukung pengawasan di bidang penangkapan dan/atau pengangkut ikan dengan menggunakan satelite dan peralatan tranmitter VMS yang ditempatkan pada kapal perikanan guna mempermudah pengawasan dan pemantauan terhadap kegiatan /aktivitas kapal perikanan berdasarkan posisi kapal yang terpantau di Pusat Pemantauan Kapal Perikanan/Fisheries Monitoring Center (FMC).
Lebih sederhananya, setiap kapal akan dipasangi sebuah kotak Transmitter VMS, yang selanjutnya kotak ini mengirimkan sinyal pada satelit kemudian menyampaikan posisi kapal pada layar pusat pemantauan. Jadi, sekarang kapal ada dimana? kemana saja kapal bergerak? serta berapa lama kapal terdiam? dapat diketahui di Pusat Pemantauan Kapal Perikanan. Dari pantauan ini juga bisa dilakukan analisa mengenai pelanggaran yang mungkin dilakukan kapal. Misal, terkait daerah penangkapan yang dilarang maupun penggunaan alat tangkap yang di larang.
“Lo kalau begitu kami merasa dimata-matai oleh Pemerintah dong? (Dalam hal ini Ditektorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)),” mungkin itu terbesit di kepala para pengusaha/pemilik kapal. Tentu saja tidak demikian adanya. Justru pemilik kapal dapat menikmati beberapa keuntungan dari adanya alat ini.

 1.   Informasi keberadaan kapal tidak dimonopoli oleh PSDKP, namun pemilik kapal juga mampu melihat informasi keberadaan kapal mereka melalu website yang telah disediakan. Tentunya dengan pasword yang telah terdaftar. Jadi pengusaha tidak bisa melihat kapal yang bukan miliknya.

Jadi pengusaha tidak bisa dibohongi oleh para tekong maupun ABK mengenai jam operasi maupun tempat singgah kapal. Jika ada kenakalan orang kapal yang hendak menjual hasil tangkapannya tanpa sepengatuan pemilik dapat kemungkinan dicegah secara dini.
2.       Jika kapal terjadi kecelakaan atau mengalami perompakan ditengah laut, paling tidak pemilik maupun pemerintah tau dimana posisi terakhir kapal berada guna informasi awal untuk penelusuran lebih lanjut.
3.       Mau tau keuntungan lainnya?silahkan dirasakan sendiri saat anda menjadi detektif untuk kapal anda (pemilik)
Sayangnya fasilitas ini tidak diwajibkan untuk semua kapal Perikanan. Dalam PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor. Per.05/MEN/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan Kapal Perikanan diwajibkan kepada pemilik kapal perikanan dengan ukuran > 30 GT untuk memasang transmitter VMS. Detailnya 30 - 60 GT menggunakan VMS – offline sedangkan > 60 GT menggunakan VMS online. Dimana untuk kapal < 100GT transmitter VMS bisa melakukan pinjam pakai milik pemerintah selama alat masih tersedia.

Apa beda VMS online dan Offline? Dari kotak transmitternya yang offline lebih kecil. (haaaa...just kidding). Jika VMS Online Data pergerakan kapal dapat langsung terpantau dengan frekuensi sekitar 1 jam. Sedangkan VMS offline data baru bisa terpantau setelah kotak Transmitter di unduh/download datanya dengan kabel USB.
Untuk memperkuat dan menegaskan kembali, penggunaan VMS telah tertuang dalam
1.       UU No 45 tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang tahun 2004 tentang Perikanan
2.       Permen KP Nomor. PER.12/MEN/2009 tentang Usaha Perikanan Tangkap
3.       Permen KP Nomor. PER.07/MEN/2010 tantang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan
Tertarik membeli Transmitter VMS? Dapatkan di Provider Transmitter VMS yang telah direkomendasikan.
  1. PT. CLS ARGOS Alamat Gedung Adhi Graha Lt.17 Suite 1701 Jakarta Selatan, Tlp 021-5264266
  2. PT. SOG Alamat Menara Kadin 36th Floor A Jakarta Selatan, Tlp 021-57904045
  3. PT.Pasifik Satelite Nusantara Alamat Gedung kantor Taman A9 Unit C3 dan C4, Tlp 021-5762290

Selasa, 10 Januari 2012

BERIKAN APA YANG BISA KITA BERI UNTUK NEGERI INI

Judul di atas sengaja penulis berikan  agar kita mulai merenungi diri, terutama penulis sendiri.  Karena tak jarang bahkan terlalu sering kita menjelek-jelekkan bangsa ini karena tidak merasa puas dengan apa yang telah diberikannya pada kita. Kenapa beginilah?mengapa beitulah? Tapi apakah kita sudah berpikir apa yang telah kita berikan untuk Merah Putih, atau minimal mulai berpikir ingin memberikan apa pada Nusantara ini?  BERHENTI MENGELUH !!!! RAPATKAN BARISAN, BERIKAN APA YANG BISA KITA BERIKAN UNTUK NEGERI INDONESIA TERCINTA.
 Semangat diataslah yang mendasari Pegawai Satker PSDKP Natuna berkomitmen untuk menjadikan tahun 2012 sebagai tahun yang berbeda dengan tahun pendahulunya. Tentu saja perbedaan yang mengarah pada kinerja positif, menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi, sehingga tercipta pemerintahan yang Good Goverment.
***
Pagi tadi (10/1) sekitar pukul 09.00 Kepala Satker (Kasatker) PSDKP Natuna, Ismajaya, S.Pi, mengumpulkan stafnya, yakni Saiful Anam, S.Pi, Muhammad Ismail, A.Md, Raja Syahrudin, Riduan, Jefrizal, Apriansyah, Suroso, dan Tedy. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk memberikan motivasi agar pegawai mampu meningkatkan kinerja yang telah berjalan supaya lebih baik lagi. “ Kalau yang kurang baik di tahun 2011 ya ditinggalkan,” ujar Ismajaya.

Pertemuan diruang Kasatker berjalan santai tapi serius, suasana obrolan layaknya keluarga yang sedang membicarakan rumahnya, “ Kalian (baca pegawai) disini bisa membicarakan apa saja keluh kesah kalian, bisa mengangggap saya kakak atau bapak, walaupun saya belum bapak-bapak,” candanya diiringi senyum dan tawa yang lain. Selain itu,tambahnya, saya berharap ide-ide besar keluar dari kalian, selama itu demi kemajuan Satker, kita harus mendukungnya.



 Ide-ide bahkan sanggahan selama pertemuan muncul dari beberapa pegawai, dengan begitu diharapkan pegawai tidak merasa tertekan dengan beban tugasnya dan melaksanakannya dengan penuh kesadaran, keikhlasan dan penuh tanggung jawab. “ Kalau ada yang keberatan silahkan di utarakan, dengan begitu tidak ada lagi alasan terbengkalainya tugas, tak perlu lagi diingatkan, kalau tidak mengerti silahkan bertanya pada yang ngerti,” tegasnya. Kasatker ingin semua pegawai mau belajar dan meningkatkan potensinya. Dengan meningkatnya potensi diri yang dimiliki, meningkat pula keinginan untuk memberi pada Negeri. 
Tak terasa obrolan ringan tapi vital itu mengantarkan kami ke jam makan siang. Perut yang belum diisi dari pagi ditambah matahari yang enggan menampakkan wajahnya dari pagi menyebabkan cacing-cacing diperut berdemo. “Turunkan nasi goreng atau mie goreng untuk kami,” mungkin begitulah teriakan para cacing andai kita mengeti bahasa mereka. Ternyata, tuntutan para cacing ini terpenuhi dengan berangkatnya kami ke Kafe ala Pulau Kumbik.
Sebelum itu, tentu saja setiap momen tak lepas dari aksi hipegifo (baca:himpunan pegawai gila foto). Memulai tahun baru tentu foto baru pula. Kali ini foto yang tak tercover adalah Saka Ramadhani, karena harus menemani istrinya melahirkan, jadi dia digantikan Putri Kasatker, Eca.


Jarak kafe dengan kantor hanya beberapa meter saja, tak sampai 5 menit jika ditempuh dengan motor. Hidanganpun cukup sederhana, pilihan makanan hanya nasi goreng, bakso ikan (sampai sekarang penulis belum mampu menelan nih bakso, lebay), mie goreng, mie instan, dan cemilan-cemilan ala kadarnya. Minumanpun hanya teh es, teh anget, kopi, sirup, susu, extra jos susu, dan kawan-kawannya. Tapi bukan itu intinya, tapi kebersamaan kekeluargaanlah yang membuat semua makanan terasa istimewa, apa lagi gratiss tis, di tanggung kepala mah.
  
 Tempatnya pun sederhana, hanya sebuah rumah berbalut papan kayu yang berdiri diatas pantai yang saat pasang datang bangunan serasa diatas laut. Letaknyapun termasuk di pusat perkampungan sehingga tak jarang sesekali menyapa warga untuk ikut makan bersama kami, entah karena kenyang atau malu-malu tak ada yang mau singgah menemani kami. Hingga akhirnya langit mulai menumpahkan bebannya, kamipun cepat-cepat kembali ke Kantor menerjang gerimis.